Kota Palembang adalah ibu kota provinsi
Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah
Medan.
Sejarah Palembang yang pernah menjadi
ibukota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan
Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9
juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya".
Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah
barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan
sebagai kota pada tanggal 17 Juni 683 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai
kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice
of the East("Venesia dari Timur").
PETA KOTA PALEMBANG
Secara geografis, Palembang terletak
pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47
Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang
cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan
antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai
Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi
dan perdagangan antar wilayah.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya)
adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak
memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja,
Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam
bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”.
Bukti awal
mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta
Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal
selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada
abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan
beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa
di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel,
selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan
Dharmasraya.
Setelah
Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan eksistensi Sriwijaya baru
diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George Cœdès dari
École française d’Extrême-Orient.
Itulah tentang cerita singkat tentang "Bumi Sriwijaya"
Thanks your coming !